Saturday, April 20, 2013

Jalan Merah


Jalan Merah
Menetes lagi , lagi, dan  tak kunjung berhenti 
Jalanan pun iri dengannya sehingga nampaklah aliran padanya
Merah  kehitaman hanya itu yang nampak
Punggung jalan seakan merintih  sakit , beban yang dipikulnya
Pastilah dia merasakannya, sekumpulan manusia tak bergerak  tergeletak  di atasnya
Namun dia ikhlas karena mereka hanya membela dia dan sekitarnya
Tak apalah dia diterjang semburan peluru, api atau tank yang menggerusnya
Namun sedih kan menyelimuti saat pembelanya tak mampu bermai-main lagi di atas punggungya
Sekarang Diam tergeletak
Setelah  batu yang terlontar, terbalaskan  semburan peluru dan rudal
Wahai jalan siapakah namamu ?
Oh, siapakah yang tahu,  pemberi nama pun tlah tiada
Dia hanya mampu sedikit bersua
“Aku hanyalah tempat mereka berjalan , berkeliling , dan kadang dengan benda logam itu .
            Dulu  aku panjang sampai Masjidil Aqsa .
Namun sampai sependek ini masih terus mereka  menggempurku